Teeet...! Bel berbunyi, Upacara Bendera pun dimulai. Saat itu saya duduk di bangku SD kelas 6. Saya berdiri di barisan paling belakang, karena pada saat itu saya paling tinggi di sekolah.
Beberapa saat kemudian, ketika upacara sedang berlangsung, tiba-tiba saya merasa ingin kencing. Saat itu temanku yang bernama Rio mengajakku pergi ke WC. Tetapi saya menolaknya, karena saya pikir masih kuat untuk menahannya.
Upacara terus berlanjut, Rio, teman saya, yang tadi ngajak saya pergi ke WC, sudah hilang dari barisan. Dia tidak kuat menahan sakit perutnya. Sementara itu, saya masih menahan air yang akan keluar. Keringat dingin mulai keluar dari tanganku, diiringi oleh gemetar kakiku. Seakan kantung kemih-ku akan pecah. Saya sesekali memejamkan mata. Tahan... tahan...! Hanya ada kata itu di pikiranku.
Tak kuat menahan derasnya arus air yang akan keluar, saya pun menutup mata dan weerrr.... Akhirnya air itu keluar. Sejenak saya tak sadarkan diri menikmati enaknya buang air. Lega...! Begitu pikirku. Tak lama saya tersadarkan oleh suara air yang keluar barusan. Setelah sadar, tanpa pikir panjang, saya langsung berlari menuju WC sambil ditertawai oleh teman-teman. Malu! Sambil menahan rasa malu, saya terus berlari. Saat itu WC terasa sangat jauh.
Sesampainya di WC, saya langsung membuka celana dan melanjutkan buang air. Setelah selesai, saya bingung dengan apa yang akan saya lakukan. Keluar dengan rasa malu, atau diam di WC sampai pulang? Celana saya basah. Lalu dipikiranku terlintas ide yang brilian. Yaitu, mengganti celana seragam dengan celana olah raga! Ya! Ide yang bagus, begitu pikirku. Tapi, bagaimana saya mengambil celana olah raga?
Saya terlalu serius memikirkan hal itu, sampai-sampai tak sadar kalau ada Rio di WC itu. Lalu saya menceritakan semua yang terjadi. Dan Rio pun mau membantu saya untuk mengambil celana olah raga saya.
Sampai upacara seleai, saya mengurung diri di WC. Dan ketika pelajara Olah Raga dimulai saya keluar dari WC.